Mata biasa
kebatas, bila ngeliat matahari kesilauan, bila melihat bakteri kekecilan, mata
ini kebatas jarak dan ukuran. Terus pegimana mata ini mampu melihat Allah SWT
?. Gak level antara Robb dan mahluknya, kecuali bisa dirasain dgn mata hati.
Inilah bicara iman, yang gak selalu pake logika tetapi pake keyakinan dan
fitrah. Fitrah ingin taat dan mengabdi ada tuh jalannya. Manusia yang melawan
Allah bakalan gelap lahir dan bathin karena melawan fitrah. Ada jamaah ngadu yang
nyampe ke sedekah redho, ketika ikhlas datang malahan berlimpah, ada lagi yg
ketika dia merasakan nikmatnya tahajud malah dikerjain saban hari demi
kebutuhan jiwanya ngegantungin hati ke Allah SWT, jadilah ia dapet bonus diluar
dugaan.
Ketika harapan diikuti ketergantungan sama Allah, bila ikhlas menerima ketentuan-Nya maka Allah beri sakinah ketenangan dalam kehidupannya dan tanpa diduga ada jalan keluarnya yg terbaik yang tidak disangka-sangka, nah itulah ilmu taqwa. Keredhoan, dan baik sangka kepada Allah adalah hal yg ghaib, dimana iman bicara, ketika iman itu gak dipelihara agar meningkat lalu logika yang maen terus, maka kemungkinan kegalauan masih ada. Iman belum mantep.
Ketika nikmat iman main, yg ada kerutinan ibadah dan ketaatan yang tidak dibantah. Mana ada Allah menyia-nyiakan kebaikan hamba-Nya ?.
Hijrahnya Rosul dan para sahabat ke Madinah lalu meninggalkan omset dan asset ke madinah juga bicara iman, kalo logika jelas galau. Gawean sama dagangan, bahkan rumah ditinggal, Namun demi Agama Allah dan iman mereka membuktikan cintanya, dan di Madinah membangun peradaban Islam dan romawi serta persia dua imperium besar ditaklukkan dengan harta besar yang didapat dari romawi persia dalam genggaman kaum Muslimin, hingga akhirnya Islam menguasai sepertiga dunia.
Ketika Iman surut, logika nafsu menyalahi ayat-ayat Allah misalnya meninggalkan sholat karena logika rapat gak bisa ditinggal, atau logika gak pake jilbab karena logika takut gak dapet jodoh, atau sedekah pake logika karena takut miskin, maupun takut gak bisa beli BB baru, atau ragu balasan Allah, pake mikir-mikir dulu dan bisa juga disisi lain ada logika tujuan selain Allah dengan mendahulukan kebanggaan materi semu, kenikmatan sesaat, punya mobil maunya pamer, beli BB baru maunya biar dilirik sodara, biar kelihatan keren itu jadi ujub, dan rawan lari ke dosa-dosa lainnya seperti sombong, dusta dst.
Ketika iman diduluin, keliatan hidupnya akan respek dengan ayat-ayat Allah, keliatan dakwahnya membina keluarga dan orang lain, gak suka dengan kemaksiatan, sedih temennya beloman berjilbab, sedih suaminya belum sholat dst. Perasaan itulah salah satu yang menunjukkan Imannya yaitu ada kecemburuan agama, mane ada cinta gak pake cemburu. Dan hatinya tidak bisa pindah kelain hati.
Rosulullah SAW bersabda : Barangsiapa melihat kemungkaran rubahlah dengan tangan, bila tidak mampu dengan lisan, bila tidak bisa yaitu dengan hati, dan itulah selemah-lemahnya iman (HR-Muslim).
Ketika harapan diikuti ketergantungan sama Allah, bila ikhlas menerima ketentuan-Nya maka Allah beri sakinah ketenangan dalam kehidupannya dan tanpa diduga ada jalan keluarnya yg terbaik yang tidak disangka-sangka, nah itulah ilmu taqwa. Keredhoan, dan baik sangka kepada Allah adalah hal yg ghaib, dimana iman bicara, ketika iman itu gak dipelihara agar meningkat lalu logika yang maen terus, maka kemungkinan kegalauan masih ada. Iman belum mantep.
Ketika nikmat iman main, yg ada kerutinan ibadah dan ketaatan yang tidak dibantah. Mana ada Allah menyia-nyiakan kebaikan hamba-Nya ?.
Hijrahnya Rosul dan para sahabat ke Madinah lalu meninggalkan omset dan asset ke madinah juga bicara iman, kalo logika jelas galau. Gawean sama dagangan, bahkan rumah ditinggal, Namun demi Agama Allah dan iman mereka membuktikan cintanya, dan di Madinah membangun peradaban Islam dan romawi serta persia dua imperium besar ditaklukkan dengan harta besar yang didapat dari romawi persia dalam genggaman kaum Muslimin, hingga akhirnya Islam menguasai sepertiga dunia.
Ketika Iman surut, logika nafsu menyalahi ayat-ayat Allah misalnya meninggalkan sholat karena logika rapat gak bisa ditinggal, atau logika gak pake jilbab karena logika takut gak dapet jodoh, atau sedekah pake logika karena takut miskin, maupun takut gak bisa beli BB baru, atau ragu balasan Allah, pake mikir-mikir dulu dan bisa juga disisi lain ada logika tujuan selain Allah dengan mendahulukan kebanggaan materi semu, kenikmatan sesaat, punya mobil maunya pamer, beli BB baru maunya biar dilirik sodara, biar kelihatan keren itu jadi ujub, dan rawan lari ke dosa-dosa lainnya seperti sombong, dusta dst.
Ketika iman diduluin, keliatan hidupnya akan respek dengan ayat-ayat Allah, keliatan dakwahnya membina keluarga dan orang lain, gak suka dengan kemaksiatan, sedih temennya beloman berjilbab, sedih suaminya belum sholat dst. Perasaan itulah salah satu yang menunjukkan Imannya yaitu ada kecemburuan agama, mane ada cinta gak pake cemburu. Dan hatinya tidak bisa pindah kelain hati.
Rosulullah SAW bersabda : Barangsiapa melihat kemungkaran rubahlah dengan tangan, bila tidak mampu dengan lisan, bila tidak bisa yaitu dengan hati, dan itulah selemah-lemahnya iman (HR-Muslim).
Sumber: http://www.facebook.com/pages/Yusuf-Mansur-Network/109056501839
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar