bahkan melakukan boikot atas kartun-kartun yang
menghinakan Nabi Muhammad Saw. Sekarang, aksi-aksi protes itu memang sudah
mereda. Tapi, apakah peristiwa ini meninggalkan bekas di hati kita, untuk lebih
mencintai Rosulullah dan menghayati ajaran-ajarannya? Selama ini, kita mengenal
sosok Rosulullah dari kisah-kisah seputar dirinya, sebagai sosok manusia
istimewa, pemimpin umat, suami, ayah, kakek, bahkan pengusaha yang sungguh
berakhlak mulia.
Tetapi, sudahkah kita berusaha mengamalkan dan mencontoh sikap-sikapnya yang sangat terpuji, sehingga cinta kita pada Rosulullah bukan sekedar cinta buta, tapi cinta yang melahirkan ketaatan pada Allah Swt dan sikap mulia dalam kehidupan kita sehari-hari?
Pantaskah aku mengatakan mencintai Rosulullah kalau dalam keseharianku, aku sering melanggar nasehat-nasehatnya? Kadang karena pekerjaan yang menumpuk, aku sengaja mengulur-ulur waktu sholat, kadang aku malas banyak membaca Al-Quran dan sholat malam seperti yang dianjurkannya, malas diajak bersilatuhrahmi, malas berpuasa sunnah seperti yang diamalkannya, belum lagi sifatnya yang welas asih bahkan terhadap musuhnya, sabar, pemaaf, sederhana, jujur, amanah, adil dan gemar bersedekah meski dalam keadaan sulit sekalipun dan masih banyak hal-hal yang kelihatannya sepele tapi sebenarnya merefleksikan sejauh mana aku mengenal dan mencintai Rosulullah.
Belum lagi sunnah utamanya yakni berdakwah, mengajak orang lain beribadah, menjauhkan orang lain dari maksiat dimana tantangan zaman terasa menyesak karena sudah diluar kelaziman. Padalah manusia turut mengikuti profesi utama idolanya, ada yang menjadi artis, ada yang menjadi olahragawan, kesamaan hobi, model rambut, sungguh jauh tipu daya setan di zaman ini.
Aku kembali teringat sebuah buku yang pernah aku baca tentang keagungan Rosulullah. Dalam buku itu disebutkan bahwa kecintaan pada Rosulullah adalah cerminan kecintaan pada Allah. Dan Allah memperkuatnya dalam firman-firmannya;
"Apa yang diberikan Rosul kepadamu, maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah... "(al-Hasyr: 7).
"Barang siapa yang menaati Rosul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barang siapa yang berpaling dari ketaatan itu, maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka." (an-Nisaa: 80).
"Sesungguhnya pada Rosulullah terdapat suri teladan yang baik bagimu, bagi orang-orang yang mengharapkan pertemuan dengan Allah dan hari akhirnya, serta mengingat Allah sebanyak-banyaknya." (al-Ahzab: 21).
Ah... ternyata kecintaanku pada Rosulullah selama ini cuma di permukaannya saja, tapi aku masih belum mampu memahami makna cinta itu. Aku belum bisa mengamalkan dan mencontoh perilakunya yang sangat mulia dalam kehidupan keseharianku.
Ya... Alloh, ampunilah hambamu yang lemah dan hina ini. Beri hamba hidayah dan kemudahan untuk menjadi umatmu yang berakhlak mulia, semulia manusia pilihamu Muhammad Saw.
Tetapi, sudahkah kita berusaha mengamalkan dan mencontoh sikap-sikapnya yang sangat terpuji, sehingga cinta kita pada Rosulullah bukan sekedar cinta buta, tapi cinta yang melahirkan ketaatan pada Allah Swt dan sikap mulia dalam kehidupan kita sehari-hari?
Pantaskah aku mengatakan mencintai Rosulullah kalau dalam keseharianku, aku sering melanggar nasehat-nasehatnya? Kadang karena pekerjaan yang menumpuk, aku sengaja mengulur-ulur waktu sholat, kadang aku malas banyak membaca Al-Quran dan sholat malam seperti yang dianjurkannya, malas diajak bersilatuhrahmi, malas berpuasa sunnah seperti yang diamalkannya, belum lagi sifatnya yang welas asih bahkan terhadap musuhnya, sabar, pemaaf, sederhana, jujur, amanah, adil dan gemar bersedekah meski dalam keadaan sulit sekalipun dan masih banyak hal-hal yang kelihatannya sepele tapi sebenarnya merefleksikan sejauh mana aku mengenal dan mencintai Rosulullah.
Belum lagi sunnah utamanya yakni berdakwah, mengajak orang lain beribadah, menjauhkan orang lain dari maksiat dimana tantangan zaman terasa menyesak karena sudah diluar kelaziman. Padalah manusia turut mengikuti profesi utama idolanya, ada yang menjadi artis, ada yang menjadi olahragawan, kesamaan hobi, model rambut, sungguh jauh tipu daya setan di zaman ini.
Aku kembali teringat sebuah buku yang pernah aku baca tentang keagungan Rosulullah. Dalam buku itu disebutkan bahwa kecintaan pada Rosulullah adalah cerminan kecintaan pada Allah. Dan Allah memperkuatnya dalam firman-firmannya;
"Apa yang diberikan Rosul kepadamu, maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah... "(al-Hasyr: 7).
"Barang siapa yang menaati Rosul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barang siapa yang berpaling dari ketaatan itu, maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka." (an-Nisaa: 80).
"Sesungguhnya pada Rosulullah terdapat suri teladan yang baik bagimu, bagi orang-orang yang mengharapkan pertemuan dengan Allah dan hari akhirnya, serta mengingat Allah sebanyak-banyaknya." (al-Ahzab: 21).
Ah... ternyata kecintaanku pada Rosulullah selama ini cuma di permukaannya saja, tapi aku masih belum mampu memahami makna cinta itu. Aku belum bisa mengamalkan dan mencontoh perilakunya yang sangat mulia dalam kehidupan keseharianku.
Ya... Alloh, ampunilah hambamu yang lemah dan hina ini. Beri hamba hidayah dan kemudahan untuk menjadi umatmu yang berakhlak mulia, semulia manusia pilihamu Muhammad Saw.
Sumber:www.facebook.com
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar