ding
dengan keagungan Rosulullah Saw tetapi ia bertekad, ingin terus berarti di usia
senjanya untuk Islam. Banyak orang yang merasa bahwa usia senja, merupakan
waktunya beristirahat. Menghentikan segala kesibukan yang dilakukan di usia
muda dan menikmati hidup hingga ajal datang. Padahal Rosulullah SAW sama sekali
tidak mencontohkan hal ini dalam kehidupannya.
Manakala Beliau telah mulai menapaki hari tuanya, Rosulullah tetap tidak beristirahat kecuali dalam sholat. Beliau tetap memimpin perang dan Beliau tetap dalam kesibukan mengurus umatnya. Padahal, jika Rosulullah mau, para sahabat pasti akan berlomba untuk melayani kebutuhannya agar Beliau dapat menikmati hari tua.
Walau kita tak bisa memungkiri bahwa semakin lanjut usia seseorang maka stamina juga semakin menurun. Namun, sunnah Rosul-Nya untuk tetap berjihad dan berdakwah di usia senja ini, kini dibuktikan manfaatnya melalui penelitian yang pernah dilakukan oleh mahasiswa postdoctoral Universitas California, AS, Alexandra Fiocco dalam study yang bertajuk Health, Aging, and Body Composition. Fiocco bersama timnya menguji 2500 pria dan wanita70 dan 79 tahun yang tinggal di Memphis, Amerika. Kemampuan kognitif (kemampuan penalaran, logika, pembuktian empirik) responden dites dalam empat sesi yakni pada awal studi, tahun ketiga, tahun kelima, dan delapan tahun kemudian.
Seiring berjalannya waktu, kemampuan kognitif para responden memang berkurang. Sebanyak 53 persen mengalami penurunan kognitif minor dan lebih dari 16 persen responden mengalami penurunan kognitif mayor. Uniknya, 30 persen peserta study tidak mengalami penurunan bahkan skor mereka naik alias kemampuan kognitif mereka bertambah baik.
Ternyata, ke-30 persen responden tersebut adalah mereka yang tetap beraktivitas.
Rosulullah memang tidak pernah mencontohkan hal tersebut dalam sejarah hidupnya. Walau Beliau adalah kakek yang begitu menyayangi cucu-cucunya, Beliau juga tidak pernah menggunakan keluarga sebagai alasan untuk menarik diri dari dunia dakwah dan jihad. Begitupun dengan istri-istri Beliau. Sebut saja Khadijah ra yang tetap bersemangat membantu perjuangan Rosulullah, bahkan di hari-hari terakhir kehidupannya, ketika harus menghadapi pemboikotan kaum kafir Mekkah. Ia tetap berperan sebagai orang yang mengurus keperluan logistik kaum Muslimin yang terjepit boikot di Syi’ib Bani Muththalib.
Begitulah, Rosulullah Saw dan orang-orang beriman pendahulu kita. Mereka adalah orang-orang yang tetap bersemangat dan bersungguh-sungguh berjuang di jalan Allah SWT di usia tuanya. Mereka tetap berkejaran dengan waktu untuk mengumpulkan bekal menuju tempat peristirahatan yang sebenarnya. Mereka sepenuhnya yakin bahwa di dunia ini adalah tempat untuk sebanyak-banyaknya mengumpulkan bekal menuju syurga. Tempat peristirahatan yang paling didamba dan tempat yang paling memuaskan untuk benar-benar beristirahat.
Manakala Beliau telah mulai menapaki hari tuanya, Rosulullah tetap tidak beristirahat kecuali dalam sholat. Beliau tetap memimpin perang dan Beliau tetap dalam kesibukan mengurus umatnya. Padahal, jika Rosulullah mau, para sahabat pasti akan berlomba untuk melayani kebutuhannya agar Beliau dapat menikmati hari tua.
Walau kita tak bisa memungkiri bahwa semakin lanjut usia seseorang maka stamina juga semakin menurun. Namun, sunnah Rosul-Nya untuk tetap berjihad dan berdakwah di usia senja ini, kini dibuktikan manfaatnya melalui penelitian yang pernah dilakukan oleh mahasiswa postdoctoral Universitas California, AS, Alexandra Fiocco dalam study yang bertajuk Health, Aging, and Body Composition. Fiocco bersama timnya menguji 2500 pria dan wanita70 dan 79 tahun yang tinggal di Memphis, Amerika. Kemampuan kognitif (kemampuan penalaran, logika, pembuktian empirik) responden dites dalam empat sesi yakni pada awal studi, tahun ketiga, tahun kelima, dan delapan tahun kemudian.
Seiring berjalannya waktu, kemampuan kognitif para responden memang berkurang. Sebanyak 53 persen mengalami penurunan kognitif minor dan lebih dari 16 persen responden mengalami penurunan kognitif mayor. Uniknya, 30 persen peserta study tidak mengalami penurunan bahkan skor mereka naik alias kemampuan kognitif mereka bertambah baik.
Ternyata, ke-30 persen responden tersebut adalah mereka yang tetap beraktivitas.
Rosulullah memang tidak pernah mencontohkan hal tersebut dalam sejarah hidupnya. Walau Beliau adalah kakek yang begitu menyayangi cucu-cucunya, Beliau juga tidak pernah menggunakan keluarga sebagai alasan untuk menarik diri dari dunia dakwah dan jihad. Begitupun dengan istri-istri Beliau. Sebut saja Khadijah ra yang tetap bersemangat membantu perjuangan Rosulullah, bahkan di hari-hari terakhir kehidupannya, ketika harus menghadapi pemboikotan kaum kafir Mekkah. Ia tetap berperan sebagai orang yang mengurus keperluan logistik kaum Muslimin yang terjepit boikot di Syi’ib Bani Muththalib.
Begitulah, Rosulullah Saw dan orang-orang beriman pendahulu kita. Mereka adalah orang-orang yang tetap bersemangat dan bersungguh-sungguh berjuang di jalan Allah SWT di usia tuanya. Mereka tetap berkejaran dengan waktu untuk mengumpulkan bekal menuju tempat peristirahatan yang sebenarnya. Mereka sepenuhnya yakin bahwa di dunia ini adalah tempat untuk sebanyak-banyaknya mengumpulkan bekal menuju syurga. Tempat peristirahatan yang paling didamba dan tempat yang paling memuaskan untuk benar-benar beristirahat.
Sumber:www.facebook.com
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar