Dalam
perang Uhud, Nusaibah membawa tempat air dan mengikuti suami serta kedua orang
anaknya ke medan perang. Pada saat itu Nusaibah menyaksikan betapa pasukan
Muslimin mulai kocar-kacir dan musuh merangsek maju sementara Rosulullah
Shallallahu alaihi Wassalam berdiri tanpa perisai. Seorang Muslim berlari
mundur sambil membawa perisainya, maka Rosulullah Shallallahu alaihi Wassalam
berseru kepadanya, "berikan perisaimu kepada yang berperang." Lelaki
itu melemparkan perisainya yang lalu dipungut oleh Nusaibah untuk melindungi
Nabi.
Ummu Umarah sendiri menuturkan pengalamannya pada Perang Uhud, sebagaimana berikut: "…saya pergi ke Uhud dan melihat apa yang dilakukan orang. Pada waktu itu saya membawa tempat air. Kemudian saya sampai kepada Rosulullah Shallallahu alaihi Wassalam yang berada di tengah-tengah para sahabat. Ketika kaum muslimin mengalami kekalahan, saya melindungi Rosulullah Shallallahu alaihi Wassalam, kemudian ikut serta di dalam medan pertempuran. Saya berusaha melindungi Rosulullah Shallallahu alaihi Wassalam dengan pedang, saya juga menggunakan panah sehingga akhirnya saya terluka."
Rosulullah Shallallahu alaihi Wassalam yang mulia berdiri di puncak bukit Uhud dan memandang musuh yang merangsek maju mengarah pada dirinya. Beliau memandang ke sebelah kanan dan tampak olehnya seorang perempuan mengayun-ayunkan pedangnya dengan gagah perkasa melindungi dirinya. Beliau memandang ke kiri dan sekali lagi beliau melihat wanita tersebut melakukan hal yang sama – menghadang bahaya demi melindungi sang pemimpin orang-orang beriman.
Ketika ditanya tentang 12 luka ditubuhnya, Nusaibah menjawab, "Ibnu Qumaiah datang ingin menyerang Rosulullah ketika para sahabat sedang meninggalkan baginda. Lalu (Ibnu Qumaiah) berkata, ‘mana Muhammad? Aku tidak akan selamat selagi dia masih hidup.' Lalu Mushab bin Umair dengan beberapa orang sahabat termasuk saya menghadapinya. Kemudian Ibny Qumaiah memukulku."
Rosulullah juga melihat luka di belakang telinga Nusaibah, lalu berseru kepada anaknya, "Ibumu, ibumu…balutlah lukanya! Ya Allah, jadikanlah mereka sahabatku di syurga!" Mendengar itu, Nusaibah berkata kepada anak-nya, "Aku tidak perduli lagi apa yang menimpaku di dunia ini."
Ummu Umarah sendiri menuturkan pengalamannya pada Perang Uhud, sebagaimana berikut: "…saya pergi ke Uhud dan melihat apa yang dilakukan orang. Pada waktu itu saya membawa tempat air. Kemudian saya sampai kepada Rosulullah Shallallahu alaihi Wassalam yang berada di tengah-tengah para sahabat. Ketika kaum muslimin mengalami kekalahan, saya melindungi Rosulullah Shallallahu alaihi Wassalam, kemudian ikut serta di dalam medan pertempuran. Saya berusaha melindungi Rosulullah Shallallahu alaihi Wassalam dengan pedang, saya juga menggunakan panah sehingga akhirnya saya terluka."
Rosulullah Shallallahu alaihi Wassalam yang mulia berdiri di puncak bukit Uhud dan memandang musuh yang merangsek maju mengarah pada dirinya. Beliau memandang ke sebelah kanan dan tampak olehnya seorang perempuan mengayun-ayunkan pedangnya dengan gagah perkasa melindungi dirinya. Beliau memandang ke kiri dan sekali lagi beliau melihat wanita tersebut melakukan hal yang sama – menghadang bahaya demi melindungi sang pemimpin orang-orang beriman.
Ketika ditanya tentang 12 luka ditubuhnya, Nusaibah menjawab, "Ibnu Qumaiah datang ingin menyerang Rosulullah ketika para sahabat sedang meninggalkan baginda. Lalu (Ibnu Qumaiah) berkata, ‘mana Muhammad? Aku tidak akan selamat selagi dia masih hidup.' Lalu Mushab bin Umair dengan beberapa orang sahabat termasuk saya menghadapinya. Kemudian Ibny Qumaiah memukulku."
Rosulullah juga melihat luka di belakang telinga Nusaibah, lalu berseru kepada anaknya, "Ibumu, ibumu…balutlah lukanya! Ya Allah, jadikanlah mereka sahabatku di syurga!" Mendengar itu, Nusaibah berkata kepada anak-nya, "Aku tidak perduli lagi apa yang menimpaku di dunia ini."
Sumber:
http://www.facebook.com/pages/Yusuf-Mansur-Network/109056501839
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar