Orang juga bilang kalau aku egois.
Karena aku tak pernah belajar untuk berbagi. Setahu aku, milikku hanyalah
milikku. Dan orang lain harus berjuang sendiri. Ketika mereka ingin juga
memiliki hal itu. Begitulah yang aku pelajari dari orang tuaku.
Aku sangat mudah berpikir negatif, selalu dan selalu. Karena aku belajar dari orang tua yang mudah mengumbar keluhan. Gampang atau susah, mereka selalu mengeluhkan keadaan. Dan kini, inilah aku yang tidak bisa mengambil poin positif terhadap apapun yang datang kepadaku.
Aku adalah pribadi yang sangat tak percaya diri. Dalam rumah kami, sama sekali tak ada pujian. Yang ada adalah selalu hadirnya berbagai kesalahan terhadap apapun yang aku lakukan. Baik dan burukku tetap harus selalu jadi gunjingan. Aku bahkan sampai tak tahu apakah iya aku masih punya kelebihan?
Aku kini seorang penakut. Aku belajar dari ayah ibuku yang selalu ragu dan berkecil hati. Aku takut mengambil resiko, karena yang aku tahu resiko itu dapat membunuhku. Akupun jadi pribadi peragu, karena aku tak pernah tahu bagaimana harus mengambil keputusan. Yang aku mengerti selama ini aku hidup dalam perintah orang tuaku tentang boleh dan tidaknya yang aku lakukan. Kini aku telah tumbuh dewasa.
Aku kini menjadi pemarah. Aku belajar dari ayah dan ibuku yang pemarah. Suara mereka lantang saat marah, berharap bisa mengalahkan orang yang mereka benci. Akupun akhirnya tahu kalau teriakan adalah pelampiasan yang paling bagus saat kita emosi. Saat mereka marah, mereka memaki. Lalu akupun tahu bahwa ketika marah kita harus memaki. Tak perduli sopan atau tidak, tapi itulah yang aku ketahui.
Bebaskan jiwaku dengan Tauhid, Hanya Allah SWT yang terbesar karena dia Al Malik, mampu merubah diriku dan jangan henti berjuang dan memohon pertolongan-Nya.
Jiwa mengharap redho Allah, dengan ketinggian pengenalan dari keyakinan,dan hikmah.
Jiwa mencari perhatian dari Allah SWT adalah jiwa yang terbebaskan, lepas,tanpa terhalang nafsu, kekikiran, ketamakan. Tidak ada motivasi selain Allah memberi yg terbaik kepada-Nya, Yakinlah Dia yang maha tahu sehebat-hebatnya cara membahagiakan kita didunia apalagi diakhirat. Bebaskan Jiwamu, Anak kita, dan Mereka. Cukuplah Allah SWT. Allah Maha Besar.
Aku sangat mudah berpikir negatif, selalu dan selalu. Karena aku belajar dari orang tua yang mudah mengumbar keluhan. Gampang atau susah, mereka selalu mengeluhkan keadaan. Dan kini, inilah aku yang tidak bisa mengambil poin positif terhadap apapun yang datang kepadaku.
Aku adalah pribadi yang sangat tak percaya diri. Dalam rumah kami, sama sekali tak ada pujian. Yang ada adalah selalu hadirnya berbagai kesalahan terhadap apapun yang aku lakukan. Baik dan burukku tetap harus selalu jadi gunjingan. Aku bahkan sampai tak tahu apakah iya aku masih punya kelebihan?
Aku kini seorang penakut. Aku belajar dari ayah ibuku yang selalu ragu dan berkecil hati. Aku takut mengambil resiko, karena yang aku tahu resiko itu dapat membunuhku. Akupun jadi pribadi peragu, karena aku tak pernah tahu bagaimana harus mengambil keputusan. Yang aku mengerti selama ini aku hidup dalam perintah orang tuaku tentang boleh dan tidaknya yang aku lakukan. Kini aku telah tumbuh dewasa.
Aku kini menjadi pemarah. Aku belajar dari ayah dan ibuku yang pemarah. Suara mereka lantang saat marah, berharap bisa mengalahkan orang yang mereka benci. Akupun akhirnya tahu kalau teriakan adalah pelampiasan yang paling bagus saat kita emosi. Saat mereka marah, mereka memaki. Lalu akupun tahu bahwa ketika marah kita harus memaki. Tak perduli sopan atau tidak, tapi itulah yang aku ketahui.
Bebaskan jiwaku dengan Tauhid, Hanya Allah SWT yang terbesar karena dia Al Malik, mampu merubah diriku dan jangan henti berjuang dan memohon pertolongan-Nya.
Jiwa mengharap redho Allah, dengan ketinggian pengenalan dari keyakinan,dan hikmah.
Jiwa mencari perhatian dari Allah SWT adalah jiwa yang terbebaskan, lepas,tanpa terhalang nafsu, kekikiran, ketamakan. Tidak ada motivasi selain Allah memberi yg terbaik kepada-Nya, Yakinlah Dia yang maha tahu sehebat-hebatnya cara membahagiakan kita didunia apalagi diakhirat. Bebaskan Jiwamu, Anak kita, dan Mereka. Cukuplah Allah SWT. Allah Maha Besar.
Sumber:http://www.facebook.com/pages/Yusuf-Mansur-Network/109056501839?ref=stream