Fatimah
adalah putri yang paling dicintai Nabi Saw. sehingga beliau bersabda :"Fatimah
adalah darah dagingku, siapa yang menyusahkannya juga menyusahkanku dan siapa
yang mengganggunya juga menggangguku”.
Lahir pada
hari Jum’at 20 Jumadil akhir Fatimah adalah putri kesayangan Nabi Saw. Fatimah mendapat
gelar Assidiqah (wanita terpercaya), Athahirah (wanita suci) al-Mubarakah
(yang diberikahi Allah), al-Muhadatsah (Yang diajak bicara Jibril as), Al-Batuul,
yaitu yang memusatkan perhatiannya pada ibadah atau tiada bandingnya dalam hal
keutamaan, ilmu, akhlaq, adab, hasab dan nasab. Dia populer dengan sebutan
Fatimah Azzahra (bunga yang mekar semerbak), sayyidatunnisa-i ahlil jannah
(Penghulu para wanita di syurga).
Lahir dan
dibesarkan di bawah naungan wahyu Ilahi yang diterima oleh ayahandanya Muhammad
Saw. Fatimah dibesarkan ditengah atmosfir keluarga suci. Ayahnya adalah manusia
termulia dan Ibunya adalah bangsawan terhormat, istri tercinta Nabi, Khadijah
al-Kubro. Fatimah kecil tumbuh bersama ayahnya yang mulai menyebarkan Islam.
Sebagai anak
yang lekat dengan ayahnya, Fatimah menyaksikan sendiri betapa halangan dan
ancaman selalu menerpa ayahnya. Pernah suatu ketika Nabi Saw. dihina,
dicaci-maki. Tidak hanya itu, orang-orang kafir melumuri tubuh suci Nabi dengan
najis binatang ketika Nabi Saw. sedang sujud, menyembah Allah Swt. Dalam tangis
penuh kesedihan, fatimah kecil membersihkan tubuh mulia ayahnya dari kotoran
yang ditaburkan oleh kaum Quraish.
Sepeninggal
istri terkasih, Khadijah al-kubro, perlakuan kaum kafir semakin menjadi.
Sungguh bagaimanapun, Khadijah adalah salah seorang pelindung Nabi. Belum lagi
ketika paman Nabi Saw Abu Thalib bin Abdul Mutholib juga meninggal, duka Nabi
semakin memuncak. Inilah tahun kesedihan (yaumul huzn).
Kaum kafir
semakin mencengkeram, membabi buta menyerang Nabi. Tetapi dalam masa duka
tersebut, tumbuh sekuntum bunga nan suci, penuh aroma syurgawi menenteramkan
hati Nabi Saw. Gadis kecil belia kecintaan Muhammad Saw, setiap kali sang ayah
dalam duka, dialah penghibur dan pelipur lara. Dialah yang menggantikan peran
Ibunya, kasihnya mengalir dalam derai air mata dikala sang ayah diperlakukan
tidak manusiawi oleh kaum kafir. Fatimah-lah yang kemudian dalam sejarah oleh Nabi
Saw dijuluki Ummu Abiiha (Ibu dari ayahnya).
Allah Swt. selalu meridhoinya. Dia telah memenuhi
pendengaran, mata, hati dan jiwanya dengan kesempurnaan. Fatimah adalah orang
yang paling erat hubungannya dengan Nabi Saw. dan paling menyayanginya. Ketika
Nabi Saw. terluka dalam Perang Uhud, dia keluar bersama wanita-wanita dari
Madinah menyambutnya agar hatinya tenang. Ketika melihat luka-lukanya, Fatimah
langsung memeluknya. Dia mengusap darah darinya, kemudian mengambil air dan
membasuh mukanya.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar