Rosulullah
bersabda: ”Tatkala Allah menciptakan bumi, bumi tersebut bergoyang-goyang, maka
Allah pun menciptakan gunung-gunung kalau Allah lemparkan gunung-gunung
tersebut di atas bumi maka tenanglah bumi. Maka para malaikatpun
terkagum-kagum dengan penciptaan gunung, mereka berkata, ”Wahai Tuhan kami,
apakah ada dari makhluk Mu yang lebih kuat dari gunung?” Allah berkata, “Ada
yaitu besi”. Lalu mereka bertanya (lagi), ”Wahai Tuhan kami, apakah ada dari
makhlukMu yang lebih kuat dari besi?”, Allah menjawab, ”Ada yaitu api.”, mereka
bertanya (lagi), ”Wahai Tuhan kami, apakah ada makhluk Mu yang lebih kuat dari
pada api?”, Allah menjawab, ”Ada yaitu air”, mereka bertanya (lagi), ”Wahai
Tuhan kami, apakah ada makhlukMu yang lebih kuat dari pada air?”, Allah
menjawab, ”Ada yaitu air” mereka bertanya (lagi), ”Wahai Tuhan kami, apakah ada
makhlukMu yang lebih kuat dari pada air?”, Allah menjawab, ”Ada yaitu angin”
mereka bertanya (lagi), ”Wahai Tuhan kami, apakah ada makhlukMu yang lebih kuat
dari pada angin?”, Allah menjawab, ”Ada yaitu seorang anak Adam yang bersedekah
dengan tangan kanannya lalu dia sembunyikan agar tidak diketahui tangan
kirinnya”. Diriwayatkan oleh Imam Ahamad dalam Musnadnya 3/124 dari hadits Anas
bin Malik. Berkata Ibnu Hajar, ”Dari hadits Anas dengan sanad yang hasan
marfu’” (Al-Fath 2/191).
TIPS : Menampakkan sedekah tidak salah, demi memotivasi orang lain, semisal profesi guru untuk mengajarkan kepada muridnya, atau taklimnya dst, seperti ditunjukkan oleh Umar bin Khattab dan Abu Bakar Shiddiq berlomba bersedekah, dan ingat karena mereka tingkatan levelnya para Shahabat utama, maka bagi kita disamping sedekah mendidik, hendaknya sediakanlah sedekah sembunyi yang jauh lebih tampak pengorbanan hati dan jumlah yang khusus ditunjukkan hanya kepada Allah SWT, kebesaran Allah SWT akan menghilangkan segala macam keburukan didunia dan akhirat, Insya Allah. Allah SWT akan menyempurnakan ikhtiar kita.
Allah berfirman, yang artinya: “Jika kalian menampakkan sedekah kalian maka itu adalah baik sekali. Dan jika kalian menyembunyikannya dan kalian berikan kepada orang-orang fakir maka menyembunyikanya itu lebih baik bagi kalian. Dan Allah akan menghapuskan dari kalian sebagian kesalahan-kesalahan kalian, dan Allah maha mengetahui apa yang kalian kerjakan” (QS. Al-Baqoroh: 271).
TAFSIR AYAT DIATAS : Berkata Ibnu Kasir dalam Tafsirnya, ”Asalnya isror (amalan secara tersembunyi tanpa diketahui orang lain) adalah lebih afdol dengan dalil ayat ini dan hadits dalam shohihain (Bukhori dan Muslim) dari Abu Huroiroh, beliau berkata: “Berkata Rosulullah : ”Tujuh golongan yang berada dibawah naungan Allah pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan Allah, Imam yang adil, dan seorang yang bersedekah lalu dia menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya” Diriwayatkan oleh Al-Bukhori (1423) dan Muslim (2377). Berkata Imam Nawawi: ”Berkata para Ulama bahwanya penyebutan tangan kanan dan kiri menunjukan kesungguhan dan sangat dismbunyikannya serta tidak diketuhinya sedekah. Perumpamaan dengan kedua tangan tersebut karena dekatnya tangan kanan dengan tangan kiri, dan tangan kanan selalu menyertai tangan kiri. Dan maknanya adalah seandainya tangan kiri itu seorang laki-laki yang terjaga maka dia tidak akan mengetahui apa yang diinfak oleh tangan kanan karena saking disembunyikannya.” (Al-Minhaj 7/122), hal ini juga sebagaimana penjelasan Ibnu Hajr (Al-Fath 2/191).
Dari Abu Hamzah Ats-Tsumali, beliau berkata: ”Ali bin Husain memikul sekarung roti diatas pundaknya pada malam hari untuk dia sedekahkan, dan dia berkata, ”Sesungguhnya sedekah dengan tersembunyi memadamkan kemarahan Allah”. Ini merupakan hadits yang marfu’ dari Nabi, yang diriwayatkan dari banyak sahabat, seperti Abdullah bin Ja’far, Abu Sa’id Al-Khudri, Ibnu “Abbas, Ibnu Ma’ud, Ummu Salamah, Abu Umamah, Mu’awiyah bin Haidah, dan Anas bin Malik. Berkata Syaikh Al-Albani: ”Kesimpulannya hadits ini dengan jalannya yang banyak serta syawahidnya adalah hadits yang shahih, tidak diragukan lagi. Bahkan termasuk hadits mutawatir menurut sebagian ahli hadits muta’akhirin” (As-Shohihah 4/539, hadits no. 1908).
Dan dari ‘Amr bin Tsabit berkata, ”Tatkala Ali bin Husain meninggal mereka memandikan mayatnya lalu mereka melihat bekas hitam pada pundaknya, lalu mereka bertanya: ”Apa ini”, lalu dijawab: ”Beliau selalu memikul berkarung-karung tepung pada malam hari untuk diberikan kepada faqir miskin yang ada di Madinah”.
Berkata Ibnu ‘Aisyah: ”Ayahku berkata kepadaku: ”Saya mendengar penduduk Madinah berkata: ”Kami tidak pernah kehilangan sedekah yang tersembunyi hingga meninggalnya Ali bin Husain” Lihat ketiga atsar tersebut dalam Sifatus Sofwah (2/96), Aina Nahnu hal. 9.
Lihatlah bagaimana Ali bin Husain menyembunyikan amalannya hingga penduduk Madinah tidak ada yang tahu, mereka baru tahu tatkala beliau meninggal karena sedekah yang biasanya mereka terima di malam hari berhenti, dan mereka juga menemukan tanda hitam di pundak beliau.
Seseorang bertanya pada Tamim Ad-Dari ”Bagaimana sholat malam engkau”, maka marahlah Tamim, sangat marah, kemudian berkata, “Demi Allah, satu rakaat saja sholatku ditengah malam, tanpa diketahui (orang lain), lebih aku sukai daripada aku sholat semalam penuh kemudian aku ceritakan pada manusia” (Dinukil dari kitab Az- Zuhud, Imam Ahmad).
Tidak seorangpun diantara kita yang meragukan akan kesungguhan para sahabat dalam beribadah. Namun walaupun demikian, mereka tidaklah ujub, atau memamerkan amalan mereka kapada manusia, jauh sekali dengan kita. Adapun sebagian kita (atau sebagian besar, atau seluruhnya (kecuali yang dirahmati oleh Allah), Allahu Al-Musta’an, sudah amalannya sedikit, namun diceritakan kemana-mana.
Berbeda dengan syiar, dan amalan yang memang mau tidak mau harus kelihatan seperti muazin, imam shalat, khatib jelas gak bisa sembunyi dari sifatnya, disinilah semoga mereka dan kita dikuatkan dalam hal tsb, dan kita harus berprasangka baik, serta dengan terus memohon kepada Allah SWT, karena karena Taufiq-Nya yang bisa menolong kita dari jebakan kebinasaan, Allah SWT melihat upaya hamba, maka tak akan disia-siakan selagi kita unjuk diri berusaha keras menggapai keredhoan-Nya, Insya Allah.
Kesimpulan sedekah khusus menjaga hati hanya kepada Allah SWT, meredam murka Allah dan mendapat kedudukan tinggi di yaumil Akhir, luarbiasa hebatnya. Disamping itu sediakan waktu untuk memberi contoh kepada anak-anak kaum muslimin, dan kerabat dekat dalam rangka dakwah. Dakwah melipatgandakan balasan, karena mereka akan mendapat pahala yang sama dengan yang menirunya. Rasulullah SAW Bersabda, Mereka yang mengajarkan amal akan mendapat bagian yang sama tanpa mengurangi amalannya.
Shalat Dhuha kita yang bernilai satu, akan bernilai seratus, bila diikuti oleh seratus orang, bahkan ilmu yang bermanfaat akan menghubunginya didalam kubur, selama ilmu masih diamalkan oleh orang yang diajarinya. Dan inipun luarbiasa hebat, apalagi di zaman sekarang yang jauh dari seruan semacam ini, yang ada didominasi oleh seruan kelalaian.
Semoga Allah SWT menolong kita, memberi kita taufiq agar bersegera dalam kebaikan, keikhlasan kepada-Nya, ditambahkan rasa cinta agama-Nya, umatnya yang merupakan saudara seiman kita, dan mudah-mudahan yang membaca ini kelak bisa sama2 berkumpul di Syurga Nya Allah SWT, Amin.
TIPS : Menampakkan sedekah tidak salah, demi memotivasi orang lain, semisal profesi guru untuk mengajarkan kepada muridnya, atau taklimnya dst, seperti ditunjukkan oleh Umar bin Khattab dan Abu Bakar Shiddiq berlomba bersedekah, dan ingat karena mereka tingkatan levelnya para Shahabat utama, maka bagi kita disamping sedekah mendidik, hendaknya sediakanlah sedekah sembunyi yang jauh lebih tampak pengorbanan hati dan jumlah yang khusus ditunjukkan hanya kepada Allah SWT, kebesaran Allah SWT akan menghilangkan segala macam keburukan didunia dan akhirat, Insya Allah. Allah SWT akan menyempurnakan ikhtiar kita.
Allah berfirman, yang artinya: “Jika kalian menampakkan sedekah kalian maka itu adalah baik sekali. Dan jika kalian menyembunyikannya dan kalian berikan kepada orang-orang fakir maka menyembunyikanya itu lebih baik bagi kalian. Dan Allah akan menghapuskan dari kalian sebagian kesalahan-kesalahan kalian, dan Allah maha mengetahui apa yang kalian kerjakan” (QS. Al-Baqoroh: 271).
TAFSIR AYAT DIATAS : Berkata Ibnu Kasir dalam Tafsirnya, ”Asalnya isror (amalan secara tersembunyi tanpa diketahui orang lain) adalah lebih afdol dengan dalil ayat ini dan hadits dalam shohihain (Bukhori dan Muslim) dari Abu Huroiroh, beliau berkata: “Berkata Rosulullah : ”Tujuh golongan yang berada dibawah naungan Allah pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan Allah, Imam yang adil, dan seorang yang bersedekah lalu dia menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya” Diriwayatkan oleh Al-Bukhori (1423) dan Muslim (2377). Berkata Imam Nawawi: ”Berkata para Ulama bahwanya penyebutan tangan kanan dan kiri menunjukan kesungguhan dan sangat dismbunyikannya serta tidak diketuhinya sedekah. Perumpamaan dengan kedua tangan tersebut karena dekatnya tangan kanan dengan tangan kiri, dan tangan kanan selalu menyertai tangan kiri. Dan maknanya adalah seandainya tangan kiri itu seorang laki-laki yang terjaga maka dia tidak akan mengetahui apa yang diinfak oleh tangan kanan karena saking disembunyikannya.” (Al-Minhaj 7/122), hal ini juga sebagaimana penjelasan Ibnu Hajr (Al-Fath 2/191).
Dari Abu Hamzah Ats-Tsumali, beliau berkata: ”Ali bin Husain memikul sekarung roti diatas pundaknya pada malam hari untuk dia sedekahkan, dan dia berkata, ”Sesungguhnya sedekah dengan tersembunyi memadamkan kemarahan Allah”. Ini merupakan hadits yang marfu’ dari Nabi, yang diriwayatkan dari banyak sahabat, seperti Abdullah bin Ja’far, Abu Sa’id Al-Khudri, Ibnu “Abbas, Ibnu Ma’ud, Ummu Salamah, Abu Umamah, Mu’awiyah bin Haidah, dan Anas bin Malik. Berkata Syaikh Al-Albani: ”Kesimpulannya hadits ini dengan jalannya yang banyak serta syawahidnya adalah hadits yang shahih, tidak diragukan lagi. Bahkan termasuk hadits mutawatir menurut sebagian ahli hadits muta’akhirin” (As-Shohihah 4/539, hadits no. 1908).
Dan dari ‘Amr bin Tsabit berkata, ”Tatkala Ali bin Husain meninggal mereka memandikan mayatnya lalu mereka melihat bekas hitam pada pundaknya, lalu mereka bertanya: ”Apa ini”, lalu dijawab: ”Beliau selalu memikul berkarung-karung tepung pada malam hari untuk diberikan kepada faqir miskin yang ada di Madinah”.
Berkata Ibnu ‘Aisyah: ”Ayahku berkata kepadaku: ”Saya mendengar penduduk Madinah berkata: ”Kami tidak pernah kehilangan sedekah yang tersembunyi hingga meninggalnya Ali bin Husain” Lihat ketiga atsar tersebut dalam Sifatus Sofwah (2/96), Aina Nahnu hal. 9.
Lihatlah bagaimana Ali bin Husain menyembunyikan amalannya hingga penduduk Madinah tidak ada yang tahu, mereka baru tahu tatkala beliau meninggal karena sedekah yang biasanya mereka terima di malam hari berhenti, dan mereka juga menemukan tanda hitam di pundak beliau.
Seseorang bertanya pada Tamim Ad-Dari ”Bagaimana sholat malam engkau”, maka marahlah Tamim, sangat marah, kemudian berkata, “Demi Allah, satu rakaat saja sholatku ditengah malam, tanpa diketahui (orang lain), lebih aku sukai daripada aku sholat semalam penuh kemudian aku ceritakan pada manusia” (Dinukil dari kitab Az- Zuhud, Imam Ahmad).
Tidak seorangpun diantara kita yang meragukan akan kesungguhan para sahabat dalam beribadah. Namun walaupun demikian, mereka tidaklah ujub, atau memamerkan amalan mereka kapada manusia, jauh sekali dengan kita. Adapun sebagian kita (atau sebagian besar, atau seluruhnya (kecuali yang dirahmati oleh Allah), Allahu Al-Musta’an, sudah amalannya sedikit, namun diceritakan kemana-mana.
Berbeda dengan syiar, dan amalan yang memang mau tidak mau harus kelihatan seperti muazin, imam shalat, khatib jelas gak bisa sembunyi dari sifatnya, disinilah semoga mereka dan kita dikuatkan dalam hal tsb, dan kita harus berprasangka baik, serta dengan terus memohon kepada Allah SWT, karena karena Taufiq-Nya yang bisa menolong kita dari jebakan kebinasaan, Allah SWT melihat upaya hamba, maka tak akan disia-siakan selagi kita unjuk diri berusaha keras menggapai keredhoan-Nya, Insya Allah.
Kesimpulan sedekah khusus menjaga hati hanya kepada Allah SWT, meredam murka Allah dan mendapat kedudukan tinggi di yaumil Akhir, luarbiasa hebatnya. Disamping itu sediakan waktu untuk memberi contoh kepada anak-anak kaum muslimin, dan kerabat dekat dalam rangka dakwah. Dakwah melipatgandakan balasan, karena mereka akan mendapat pahala yang sama dengan yang menirunya. Rasulullah SAW Bersabda, Mereka yang mengajarkan amal akan mendapat bagian yang sama tanpa mengurangi amalannya.
Shalat Dhuha kita yang bernilai satu, akan bernilai seratus, bila diikuti oleh seratus orang, bahkan ilmu yang bermanfaat akan menghubunginya didalam kubur, selama ilmu masih diamalkan oleh orang yang diajarinya. Dan inipun luarbiasa hebat, apalagi di zaman sekarang yang jauh dari seruan semacam ini, yang ada didominasi oleh seruan kelalaian.
Semoga Allah SWT menolong kita, memberi kita taufiq agar bersegera dalam kebaikan, keikhlasan kepada-Nya, ditambahkan rasa cinta agama-Nya, umatnya yang merupakan saudara seiman kita, dan mudah-mudahan yang membaca ini kelak bisa sama2 berkumpul di Syurga Nya Allah SWT, Amin.
Sumber: http://www.facebook.com/pages/Yusuf-Mansur-Network/109056501839
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar